Selasa, 17 Mei 2011

Pengaruh Teknologi Terhadap Dunia Perkuliahan


PENDAHULUAN
Latar Belakang
Dalam memasuki era globalisasi pencapaian kita sangat ditentukan oleh penguasaan kita terhadap teknologi karena teknologi adalah mesin penggerak pertumbuhan terhadap industri. Kini teknologi sangat berpengaruh pada budaya kita saat ini. Sebagian dari kita beranggapan bahwa teknologi adalah barang atau sesuatu yang baru. Padahal ketika kita memahami sejarah dari teknologi tersebut berumur sangat panjang dan merupakan suatu gejala kontemporer, setiap zaman memiliki teknologinya sendiri.

Pada proyek kali ini kami memilih topik : Peran Teknologi Sebagai Media Belajar Pada Mahasiswa. Dan berjudul: Pengaruh Teknologi Terhahap Dunia Perkuliahan. Seperti yang kita tahu bersama, semakin bertambahnya zaman maka kemajuan teknologi juga semakin berkembang dan kita sebagai manusia era globalisasi mau tidak mau harus bisa mengikuti perkembangannya untuk membantu kita dalam mempermudah suatu pekerjaan.

Dalam dunia pendidikan saat ini, sejak anak memasuki usia sekolah sudah diajarkan dan dikenalkan pada teknologi yang berkembang saat ini, dimana bertujuan agar anak bisa terbiasa dengan lingkungan teknologi yang baru serta memudahkan mereka dalam belajar. Karena infrasruktur yang terdapat disekolah-sekolah saat ini juga tidak banyak membantu jika anak tidak mengeksplorasinya sendiri dirumah. Terutama dalam hal pengunaan internet saat ini banyak membantu anak untuk mengenal dunia yang begitu luas, bisa mendapatkan berbagai informasi yang tidak mereka dapatkan disekolah, meskipun pada awalnya penggunaan internet ini awalnya banyak digunakan untuk hal-hal yang negatif tetapi sekarang banyak siswa yang sudah sadar akan tugas mereka dalam pengguaannya.

Meskipun demikian, peran guru dan orang tua sangat diperlukan untuk mengontrol anak dalam menggunakan teknologi tersebut agar tidak terjadi penyalahgunaan teknologi.

Landasan Teori
Pada proyek kali ini kami menggunakan dua teori yaitu, teori motivasi dan teori belajar. Teori motivasi ini terbagi menjadi dua bagian yaitu, motivasi intrinsik dan ekstrinsik. Dimana motivasi intrinsik adalah suatu motivasi yang datang dari dalam diri seseorang untuk melakukan sesuatu tanpa adanya paksaan dari luar, bila diaplikasikan dengan ini proyek ini maka seseorang tersebut melakukannya memang keinginan dari dalam diri untuk mempelajari teknologi. Sedangkan motivasi ekstrinsik merupakan suatu motivasi yang berasal dari luar diri seseorang dimana pada tahap ini seseorang tersebut termotivasi untuk mempelajari teknologi karena lingkungan dan orang-orang sekitarnya yang mengharuskan dia untuk mempelajari hal tersebut.

Pada dasarnya setiap orang mampu melakukan sesuatu itu karena adanya motivasi yang membuat dia mau melakukan suatu tindakan tertentu, baik itu berasal dari dalam dirinya maupun dari luar.

Teori yang kedua yaitu teori belajar Piaget, teori ini bertujuan untuk menjelaskan mekanisme dan proses perkembangan intelektual sejak masa bayi dan kemudian masa kanak-kanak yang berkembang menjadi seorang individu yang mampu bernalar dan berfikir menggunakan hipotesis. Untuk memahami proses penataan dan adaptasi terdapat empat konsep dasar :
  1. Skema, struktur kognitif dimana seseorang dalam hal belajar awalnya menggunakan skema untuk bisa mengingat apa yang dia pelajari awalnya mmbentuk skema.
  2. Asimilasi, merupakan suatu proses kognitif dengan asimilasi seseorang mampu mengintegrasikan bahan persepsi atau stimulus kedalam skema yang ada.
  3. Akomodasi, ini dapat diartikan sebagai penciptaan skema baru atau penguahan skema lama. Asimilasi dan akomodasi bekerja secara bersamaan saling mengisi pada setiap individu yang menyesuaikan diri pada lingkungan. Proses ini perlu untuk pertumbuhan dan perkembangan kognitif. Antara asimilasi dan akomodasi harus ada keserasian yang disebut oleh piaget dengan keseimbangan.  
Alat atau bahan yang digunakan
  1. Alat tulis, pada tahap ini kami menggunakan alat tulis untuk mencatat semua hasil dari wawancara pada si responden.
  2. Rekaman audio, pada wawancara yang kedua kami menggunakan rekaman audio dikarenakan pada wawancara kedua ini siresponden memberikan jawaban yang cukup panjang dan tidak mendukung untuk menggunakan alat tulis.
  3. Laptop, pada tahap wawancara yang terakhir ini kami menggunakan laptop untuk lebih mempermudah tahap terakhir pada wawancara.
Analisis data
Dalam penelitian ini, kami menggunakan metode penelitian kualitatif. Dan teknik pengumpulan data yang kami gunakan yaitu dengan wawancara (interview).

Penjelasan Objek dan Subjek
Pada penugasan proyek mini ini, kami menggunakan beberapa objek yang berasal dari kalangan mahasiswa/i dari beberapa universitas, yaitu Universitas Sumatera Utara (USU), Universitas Medan Area (UMA), dan Politeknik Negeri Medan (Polmed). Wawancara dilakukan dengan mengunjungi universitas dari masing-masing objek (responden).

Beberapa responden yang kami wawancara, diantaranya :
  1. Debora Anastasha Karnina Sitepu (Fak. FISIP-USU)
  2. Ella Andira (Fak. Hukum-USU)
  3. Andi Nugraha (Fak. Teknik-Polmed)
  4. Ibrahim Thaha (Fak. Farmasi-USU)
  5. Aidil Arfand (Fak. Psikologi-UMA)
Para responden diminta untuk menjawab beberapa pertanyaan yang kami ajukan, antara lain:
  1. Apa pendapat anda mengenai teknologi?
  2. Bagaimana penggunan teknologi pada saat perkuliahan?
  3. Apa manfaat yang dirasakan dengan penggunaan teknologi tersebut pada kegiatan perkuliahan dan juga sebagai sarana media belajar?
  4. Apa pendapat anda tentang kemajuan teknologi saat ini?
  5. Pemanfaatan teknologi seperti apa yang telah anda gunakan?
  6. Sudah berapa lama anda menggunakan teknologi?
  7. Apa dampak yang dirasakan dari teknologi? Apa bentuk positif dan negatifnya?
  8. Berapa lama dalam sehari anda menggunakan teknologi, khususnya laptop dan handphone?
  9. Jika dalam sehari saja anda tidak menggunakan teknologi (terutama handphone dan laptop), apa yang anda rasakan?
Jadwal Pelaksanaan
Time Table
Perincian Biaya :
  • Transportasi                                 Rp. 30. 000
  • Souvenir untuk responden            Rp. 25. 000
  • ATK dan fotocopy                      Rp. 5.000
Total Biaya                                           Rp. 60. 000

PELAKSANAAN
Kegiatan wawancara berlangsung mulai dari tanggal 25 s/d 28 April 2011 bertempat di beberapa universitas seperti Universitas Sumatera Utara, Politeknik Negeri Medan dan Universitas Medan Area. Pada kegiatan wawancara tersebut kami mengajukan beberapa pertanyaan kepada para responden dan hasilnya tertera pada laporan penelitian.

PELAPORAN DAN EVALUASI
Laporan Penelitian :
Bedasarkan wawancara yang telah dilaksanakan, kami mendapat beberapa jawaban dari masing-masing objek tersebut. Jawaban dari wawancara tersebut kemudian kami rangkum dan uraiannya adalah sebagai berikut :
  1. Teknologi berguna membantu mempermudah pekerjaan manusia, apalagi perkembangan teknologi di era globalisasi ini sudah semakin maju. Teknologi terus-menerus berkembang seiring berkembangnya zaman. Saat ini, peradaban sudah mulai mengarah ke dunia yang serba teknologi. Teknologi sangat memengaruhi kehidupan manusia, tetapi tetap teknologi dikontrol oleh manusia itu sendiri, jangan sampai teknologi menguasai manusia. Bahkan, jika seseorang tidak mampu menguasai teknologi dapat dikatakan sangat ketinggalan, atau biasa disebut "gaptek". Di kalangan mahasiswa misalnya, penggunaan teknologi sudah sangat biasa, demi menunjang kegiatan perkuliahan. Penggunaan teknologi juga sangat signifikan, dimana memudahkan mahasiswa dalam memahami pelajaran yg dulunya disampaikan secara verbal maupun non verbal, yang sekarang dapat disampaikan melalui infocus, laptop, jaringan internet, dsb.
  2. Pemanfaatan teknologi di dunia perkuliahan sebenarnya masih sangat terbatas dan kurang dikedepankan. Fasilitas disediakan meskipun masih sederhana sekali, namun mahasiswanya tidak begitu dituntut untuk memanfaatkan teknologi tersebut, mungkin saja karena staf pengajar pun kurang menguasai teknologi. Namun pada salah satu universitas, teknologi merupakan salah satu infrastruktur dan institusi tersebut mengharuskan mahasiswanya untuk menguasai teknologi, terutama komputer, laptop, dan sebagainya. Di sebagian universitas, disediakan layanan wi-fi sehingga kita mampu menghubungkan laptop dengan jaringan internet tanpa menggunakan modem.
  3. Manfaat yang dirasakan dengan adanya penggunaan teknologi sebagai sarana belajar memberikan banyak keuntungan bagi para mahasiswa, misalnya laptop digunakan untuk mengetik tugas, sehingga tidak perlu repot-repot lagi mencatat di buku tulis, penggunaan internet digunakan untuk mencari ilmu, dimana jangkauan internet ini tidak terbatas, informasi datang dari seluruh penjuru dunia. Pengiriman tugas melalui e-mail juga sangat membantu efisiensi kerja mahasiswanya, dan banyak lagi manfaat penggunaan teknologi.
  4. Perkembangan teknologi saat ini sangat pesat, sehingga kita merasa diharuskan untuk mengikuti perkembangannya karena tuntutan zaman. Namun, di Indonesia sendiri, perkembangan teknologi masih jauh ketinggalan dengan negara-negara lain. Hal ini mungkin disebabkan karena kurangnya kesadaran masyarakat Indonesia yang masih berpikiran primitif, serta kurang terbuka terhadap informasi yang beredar.
  5. Teknologi yang paling sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari adalah handphone dan laptop, namun pada saat perkuliahan paling banyak menggunakan laptop, sehingga dapat dikatakan bahwa laptop merupakan kebutuhan primer bagi para mahasiswa, apalagi jika laptop tersebut disediakan jaringan internet, maka kegiatan perkuliahan akan sangat membantu, karena tidak semua pengetahuan dapat kita peroleh dari buku teks.
  6. Sebagian besar mahasiswa sudah menggunakan teknologi ketika mereka masih duduk di bangku sekolah menengah, yang diawali dengan penggunaan handphone sebagai sarana berkomunikasi, lalu ketika masuk ke dunia perkuliahan mulai menggunakan laptop, Kemudian seiring berkembangnya zaman, handphone kini telah dilengkapi dengan aplikasi yang hampir mirip dengan laptop dan langsung bisa berkoneksi internet. Hal inilah yang mengakibatkan sebagian besar mahasiswa memilih smart phone.
  7. Dampak yang dirasakan pasti lebih banyak yang posifnya, karena memang pada dasarnya, teknologi tersebut berfungsi untuk mempermudah. Namun tidak mungkin tidak ada negatifnya, salah satunya yaitu akses internet yang tidak terbatas mengakibatkan penggunanya hanya ingin yang instan-instan saja. Selain itu, sekarang ini sudah sangat menyebar situs pornografi yang dapat diakses oleh siapa saja, bahkan dapat diakses oleh anak yang dibawah umur.
  8. Sebagian besar mahasiswa menghabiskan waktu sekitar enam jam perhari untuk berhadapan dengan laptop, semantara penggunaan handphonebagi mereka tidak terbatas, bahkan bisa seharian berkutat dengan handphone mereka.
  9. Jika dalam sehari saja tidak menggunakan teknologi, dapat dikatakan kehidupan akan menjadi hampa. Hal ini disebabkan karena manusia sudah sangat ketergantungan terhadap penggunaan teknologi tersebut. Sesungguhnya pada saat ini, teknologi dan manusia tidak dapat dipisahkan. Bahkan ada yang berpendapat "lebih baik ketingalan dompet ketimbang ketinggalan handphone".

Kesimpulan :
Jadi, berdasarkan wawancara yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa perkembangan kemajuan teknologi saat ini merupakan suatu hal yang sangat penting dikalangan mahasiswa/i khususnya di kota Medan. Terdapat beberapa perbedaan pada objek (responden) mengenai pemanfaatan teknologi di dunia perkuliahan. Beberapa objek menggunakan handphone sebagai salah satu kebutuhan teknologi yang utama. Tetapi, beberapa objek lainnya menganggap laptop (notebook) sebagai kebutuhan utama mereka dalam pemanfaatan teknologi. Sementara ada juga objek yang menganggap bahwa laptop (notebook) dan handphone memiliki kepentingan yang sama. Dalam dunia perkuliahan, sebagian besar objek (responden) masih merasa kurang puas dengan pemanfaatan teknologi yang terdapat di masing-masing universitas, padahal penggunaan teknologi pada masa sekarang ini sangat berpengaruh demi menunjang kegiatan perkuliahan. Sebagian besar penyebab kurang maksimalnya pemanfaatan teknologi di universitas adalah karena kurangnya fasilitas yang disediakan dan kurang adanya pegenalan mengenai pembelajaran dengan menggunakan teknologi.

Evaluasi
Dari proses perencanaan hingga proses evaluasi ini, kami tidak mengalami kendala yang begitu berat. Hanya saja waktu wawancara serta pembuatan laporan penelitian kami mengalami sedikit keterlambatan dari jadwal yang sebelumnya telah ditetapkan. Selain itu, pada pembuatan poster kami juga mengalami sedikit kendala dikarenakan tidak mengetahui aplikasi apa yang cocok untuk membuat poster tersebut. Tapi, semuanya telah kami atasi dengan baik.

Testimoni :
Menurut kelompok kami, kegiatan tugas mini proyek ini dapat menjadi pembelajaran awal bagi kami dalam melakukan penelitian. Disini kami juga dapat mengembangkan kreativitas kami, misalnya pada pembuatan poster. Tugas mini proyek ini merupakan hal yang baru bagi kami, meskipun masih menggunakan penelitian yang sangat sederhana. Kami juga mengalami kesulitan dalam menyatukan ide untuk membuat desain poster, tetapi hal ini dapat kami atasi.

Chairunnisa (10-059)
Menurut saya, mini proyek ini merupakan salah satu pembelajaran awal, dimana kita dituntut untuk berlatih mengembangkan kreativitas (misalnya pada pembuatan poster) setelah kita mengadakan penelitian ataupun studi literatur. Penelitian untuk proyek kali ini mungkin bisa dikatakan sederhana karena objek yg diteliti masih sangat sedikit. Namun, kami sangat karena tugas mini proyek ini bukanlah tugas yang membosankan, meskipun lumayan kewalahan saat mendapatkan data dan menentukan desain poster bersama-sama

Qurratu Aini Risa (10-067)
Pendapat saya mengenai tugas penelitian yang berjudul ‘pengaruh teknologi terhadap dunia perkuliahan’ : ini merupakan pengalaman pertama saya dalam melakukan penelitian secara resmi dengan para mahasiswa dan menemui langsung responden di fakultas mereka masing-masing. Banyak hal yang terjadi ketika melakukan penelitian ini, mungkin terdapat banyak kesulitan karena masih awal bergerak dibidang penelitian. Setelah itu, mungkin kesulitan terasa saat membuat kesimpulan secara akurat dan pasti serta membuatnya dalam bentuk poster. Tetapi banyak pelajaran yang saya dapatkan dari penelitian ini, dimana walaupun ini masih proyek mini, tetapi tetap kita harus bertanggung jawab dan teliti terhadap hasil yang kita dapatkan, serta data yang diutarakan haruslah seakurat mungkin.

Yani Nadiawati Septina (10-125)
Menurut saya, tugas mini proyek ini menyenangkan dan juga menantang. Kita dituntut untuk dapat melakukan penelitian, baik itu dari studi literatur maupun dari hasil observasi. Kegiatan ini juga dapat menjadi langkah awal bagi saya dan juga teman-teman untuk melakukan suatu penelitian. Selain itu, manfaat yang dapat kita ambil dari kegiatan ini adalah kita dapat berkomunikasi dengan banyak orang karena telah menjadi objek bagi penelitian kita dan kita juga dituntut untuk bertanggung jawab serta mengumpulkan tugas ini tepat waktu serta dapat mengembangkan kreativitas yang kita miliki.

Daftar Pustaka :
Santrock, John W. 2008, Psikologi Pendidikan Edisi Kedua, Penerbit: Kencana Prenada Media Group: Jakarta

Poster :
 

Senin, 09 Mei 2011

ANDRAGOGI

Sejauh mana pengenalan kita terhadap Andragogi?

Andragogi, pada mulanya diartikan sebagai : seni dan ilmu yang bertugas untuk membantu dewasa belajar. Istilah tersebut dewasa ini mendefinisikan suatu alternatif terhadap pedagogi dan mengacu kepada pendidikan yang berfokuskan pada siswa untuk semua umur.

Model andragogi menegaskan bahwa lima permasalahan yang harus diperhatikan dan dibahas dalam pembelajaran formal. Mereka adalah :
1). Dibiarkan siswa mengenal sesuatu kenapa sesuatu itu penting untuk dipelajari, 
2). Peragakan pada siswa bagaimana untuk mengarahkan diri mereka sendiri melalui informasi, dan
3). Hubungakan topik tersebut dengan pengalaman siswa itu sendiri. 
4). Orang tidak akan belajar apa-apa kecuali jika mereka siap dan termotivasi untuk belajar. 
5). Dan sesuatu yang sering, perlu membantu mereka jika ditemui kendala seperti sikap dan kepercayaan tentang pembelajaran.

Dewasa ini di kalangan para ahli pendidikan orang dewasa telah berkembang baik di Eropa maupun di Amerika, suatu teori mengenai cara mengajar orang dewasa. Untuk membedakan dengan pedagogi, maka teori barn tersebut di kenal dengan nama Andragogi yang berasal dari bahasa Yunani yaitu "andr" yang berarti orang dewasa dan "agogos" yang berarti memimpin atau membimbing. Dengan demikian, andragogi dirumuskan sebagai suatu ilmu dan seni dalam membantu orang dewasa belajar.


Orang Dewasa Sebagai Warga Belajar
Cara belajar orang dewasa jauh berbeda dengan cara belajar anak-anak. Olehnya itu, proses penyelenggaraan belajar bagi orang dewasa harus didekati dengan cara yang berbeda pula. Menyamakan pendekatan pendidikan anak dengan pendekatan pendidikan orang dewasa dapat mengakibatkan kegiatan pendidikan tersebut menjadi suatu hal yang menyakitkan bagi orang dewasa. Kondisi yang menyakitkan tersebut tentu akan sulit untuk mengharapkan hasil belajar yang maksimal.
Menurut Knowles (1979), perbedaan antara anak-anak dan orang dewasa dalam belajar didasarkan pada empat asumsi tentang orang dewasai. Asumsi-asumsi tersebut ialah: 
(1) orang dewasa mempunyai pengalaman yang berbeda dengan anak-anak, 
(2) orang dewasa mempunyai konsep diri,
(3) orang dewasa mempunyai orientasi belajar yang berbeda dengan anak-anak, dan 
(4) orang dewasa mempunyai kesiapan untuk belajar. 
 
Ada beberapa hal yang dianggap penting dimiliki oleh para tutor dalam proses interaksi belajar yang memungkinkan tumbuh dan berkembangnya warga belajar, yaitu
(1) bersikap manusiawi dan tidak bereaksi secara mekanis atau memahami masalah peserta didik hanya secara intelektual; ikut merasakan apa arti manusia dan benda bagi mereka; berada dan bersatu dengan peserta didik; membiarkan diri sendiri mengalami atau menyatu dalam pengalaman para peserta didik; merenungkan makna pengalaman itu sambil menekan penilaian diri sendiri,
(2) Bersikap kewajaran: jujur, apa adanya, konsisten, terbuka; membuka diri; merespon secara tulus ikhlas,
 (3) Bersikap respek: mempunyai pandangan positif terhadap peserta; mengkomunikasikan kehangatan, perhatian, pengertian, menerima orang lain dengan penghargaan penuh; menghargai perasaan dan pengalaman mereka, dan
 (4) Membuka diri: menerima keterbukaan orang lain tanpa menilai dengan ukuran, konsep dan pengalaman diri sendiri; secara aktif mengungkapkan diri kepada orang lain dan mau mengambil resiko jika melakukan kekeliruan.
Penggunaan metode pembelajaran dalam pendidikan orang dewasa berimplikasi pada penggunaan teknik pembelajaran yang dipandang cocok digunakan di dalam menumbuhkan perilaku warga belajar. Knowles mengklasifikasi teknik pembelajaran dalam mencapai tujuan belajar berdasarkan tipe kegiatan belajar, yakni; sikap, pengetahuan dan keterampilan.
Kegiatan belajar pada pendidikan orang dewasa masih merupakan kegiatan belajar yang paling efisien dan paling dapat diterima serta merupakan alat yang dinamis dan fleksibel dalam membantu orang dewasa belajar. Oleh karena, kegiatan belajar merupakan alat yang dinamis dan fleksibel dalam membantu orang dewasa, maka penggunaan metode belajar diperlukan berdasarkan prinsip-prinsip belajar orang dewasa. Metode belajar orang dewasa adalah cara mengorganisir peserta agar mereka melakukan kegiatan belajar, baik dalam bentuk kegiatan teori maupun praktek. 

PEDAGOGI

Apa itu pedagogi ?

Kata "pedagogi" berasal dari Bahasa Yunani kuno παιδαγωγέω (paidagōgeō; dari παίς país:anak dan άγω ági: membimbing; secara literal berarti "membimbing anak”). Di Yunani kuno, kata παιδαγωγός biasanya diterapkan pada budak yang mengawasi pendidikan anak tuannya. Termasuk di dalamnya mengantarnya ke sekolah (διδασκαλείον) atau tempat latihan (γυμνάσιον), mengasuhnya, dan membawakan perbekalannya (seperti alat musiknya)

Pedagogi adalah ilmu atau seni dalam menjadi seorang guru. Istilah ini merujuk pada strategi pembelajaran atau gaya pembelajaran.
Pedagogi juga kadang-kadang merujuk pada penggunaan yang tepat dari strategi mengajar. Sehubungan dengan strategi mengajar itu, filosofi mengajar diterapkan dan dipengaruhi oleh latar belakang pengetahuan dan pengalamannya, situasi pribadi, lingkungan, serta tujuan pembelajaran yang dirumuskan oleh peserta didik dan guru. Salah satu contohnya adalah aliran pemikiran Sokrates.
Banyak cara atau metode dari pedagogi , salah satunya dengan pedagogi musik yang bertujuan untuk:

•    Mengembangkan kemampuan anak dengan bakat musik
•    Bermain instrument, improvisasi dan mengkreasi musik
•    Dengan menggunakan instrument yang sederhana
•    Salah satunya menggunakan instrument Gamelan dari Indonesia

Secara literal pedagogi berati: seni dan ilmu pengetahuan tentang mendidik anak-anak dan sering digunakan sebagai sebuah sinonim untuk suatu pengajaran. Secara lebih tepatnya, pedagogi mewujudkan pendidikan yang berfokuskan guru.
Dalam suatu model pedagogi, guru memikul tanggungjawab untuk membuat keputusan tentang apa yang akan dipelajari, dan bagaimana ia akan dipelajari, dan kapan ia akan dipelajari. Guru mengarahkan pembelajaran.

Bimbingan Konseling

Apakah kegunaan dari suatu bimbingan dan sejauh mana peranannya bagi siswa?
 
Bimbingan konseling adalah salah satu komponen yang penting dalam proses pendidikan sebagai suatu sistem. Hal ini sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh Tim Pengembangan MKDK IKIP Semarang bahwa proses pendidikan adalah proses interaksi antara masukan alat dan masukan mentah. Masukan mentah adalah peserta didik, sedangkankan masukan alat adalah tujuan pendidikan, kerangka, tujuan dan materi kurikulum, fasilitas dan media pendidikan, system administrasi dan supervisi pendidikan, sistem penyampaian, tenaga pengajar, sistem evaluasi serta bimbingan konseling (Tim Pengembangan MKDK IKIP Semarang, 1990:58).

Bimbingan merupakan bantuan kepada individu dalam menghadapi persoalan-persoalan yang dapat timbul dalam hidupnya. Bantuan semacam itu sangat tepat jika diberikan di sekolah, supaya setiap siswa lebih berkembang ke arah yang semaksimal mungkin. Dengan demikian bimbingan menjadi bidang layanan khusus dalam keseluruhan kegiatan pendidikan sekolah yang ditangani oleh tenaga-tenaga ahli dalam bidang tersebut.

Di Sekolah Dasar, kegiatan Bimbingan Konseling tidak diberikan oleh Guru Pembimbing secara khusus seperti di jenjang pendidikan SMP dan SMA. Guru kelas harus menjalankan tugasnya secara menyeluruh, baik tugas menyampaikan semua materi pelajaran (kecuali Agama dan Penjaskes) dan memberikan layanan bimbingan konseling kepada semua siswa tanpa terkecuali. 

Guru Sekolah Dasar harus melaksanakan ketujuh layanan bimbingan konseling tersebut agar setiap permasalahan yang dihadapi siswa dapat diantisipasi sedini mungkin sehingga tidak menggangu jalannya proses pembelajaran. Dengan demikian siswa dapat mencapai prestasi belajar secara optimal tanpa mengalami hambatan dan permasalahan pembelajaran yang cukup berarti.

Realitas di lapangan, khususnya di Sekolah Dasar menunjukkan bahwa peran guru kelas dalam pelaksanaan bimbingan konseling belum dapat dilakukan secara optimal mengingat tugas dan tanggung jawab guru kelas yang sarat akan beban sehingga tugas memberikan layanan bimbingan konseling kurang membawa dampak positif bagi peningkatan prestasi belajar siswa.

Selain melaksanakan tugas pokoknya menyampaikan semua mata pelajaran, guru SD juga dibebani seperangkat administrasi yang harus dikerjakan sehingga tugas memberikan layanan bimbingan konseling belum dapat dilakukan secara maksimal. Walaupun sudah memberikan layanan bimbingan konseling sesuai dengan kesempatan dan kemampuan, namun agaknya data pendukung yang berupa administrasi bimbingan konseling juga belum dikerjakan secara tertib sehingga terkesan pemberian layanan bimbingan konseling di SD "asal jalan".

Dalam Pedoman Kurikulum Berbasis Kompetensi bidang Bimbingan Konseling tersirat bahwa suatu sistem layanan bimbingan dan konseling berbasis kompetensi tidak mungkin akan tercipta dan tercapai dengan baik apabila tidak memiliki sistem pengelolaan yang bermutu. Artinya, hal itu perlu dilakukan secara jelas, sistematis, dan terarah. Untuk itu diperlukan guru pembimbing yang profesional dalam mengelola kegiatan Bimbingan Konseling berbasis kompetensi di sekolah dasar. 


Tujuan Bimbingan diberikan kepada individu adalah :
1. Mengerti dirinya dan lingkunganya
2. Mampu memilih,memutuskan,dan merencanakanhidupnya secara bijaksana baik dalam bidang pendidikan,pekerjaan dan social pribadi.
3. Mengembangkan kesanggupan dan kemampuanya secara maksimal.
4. Memecahkan masalah yang dihadapi secara bijaksana.
5. Mengelola aktivitas kehidupanya,mengembangkan sudut pandangnya dan mengambil keputusan serta mempertanggungjawabkannya.
6. Memahami dan mengarahkan diri dalam bertindak serta bersikap sesuai dengan tuntutan dan keadaan lingkungannya.

Fungsi Bimbingan dan Konseling
Dengan orientasi baru Bimbingan dan konseling terdapat beberapa fungsi yang hendak dipenuhi melalui pelaksanaan kegiatan bimbingan dan konseling. yaitu:
1. Pemahaman; menghasilkan pemahaman pihak-pihak tertentu untuk pengembangan dan pemacahan masalah peserta didik meliputi : (a) pemahaman diri dan kondisi peserta didik, orang tua, guru pembimbing; (2) lingkungan peserta didik termasuk di dalamnya lingkungan sekolah; dan keluarga peserta didik dan orang tua; lingkungan yang lebih luas, informasi pendidikan, jabatan/pekerjaan, dan sosial budaya/terutama nilai-nilai oleh peserta didik.
2. Pencegahan; menghasilkan tercegahnya atau terhindarnya peserta didik dari berbagai permasalahan yang timbul dan menghambat proses perkembangannya.
3. Pengentasan; menghasilkan terentaskannya atau teratasinya berbagai permasalahan yang dialami peserta didik.
4. Advokasi; menghasilkan kondisi pembelaaan terhadap pengingkaran atas hak-hak dan/atau kepentingan pendidikan.
5. Pemeliharaan dan pengembangan; terpelihara dan terkembangkannya berbagai potensi dan kondisi positif peserta didik dalam rangka perkembangan dirinya secara mantap dan berkelanjutan.

Prinsip-Prinsip Bimbingan dan Konseling :
Sejumlah prinsip mendasari gerak langkah penyelenggaraan kegiatan bimbingan dan konseling. Prinsip-prinsip ini berkaitan dengan tujuan, sasaran layanan, jenis layanan dan kegiatan pendukung, serta berbagai aspek operasionalisasi pelayanan bimbingan dan konseling. Prinsip-prinsip tersebut adalah :
1. Prinsip-prinsip yang berkenaan dengan sasaran layanan; (a) melayani semua individu tanpa memandang usia, jenis kelamin, suku, agama dan status sosial; (b) memperhatikan tahapan perkembangan; (c) perhatian adanya perbedaanindividu dalam layanan.
2. Prinsip-prinsip yang berkenaan dengan permasalahan yang dialami individu; (a) menyangkut pengaruh kondisi mental maupun fisik individu terhadap penyesuaian pengaruh lingkungan, baik di rumah, sekolah dan masyarakat sekitar, (b) timbulnya masalah pada individu oleh karena adanya kesenjangan sosial, ekonomi dan budaya.
3. Prinsip-prinsip yang berkenaan dengan program pelayanan Bimbingan dan Konseling; (a) bimbingan dan konseling bagian integral dari pendidikan dan pengembangan individu, sehingga program bimbingan dan konseling diselaraskan dengan program pendidikan dan pengembangan diri peserta didik; (b) program bimbingan dan konseling harus fleksibel dan disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik maupun lingkungan; (c) program bimbingan dan konseling disusun dengan mempertimbangkan adanya tahap perkembangan individu; (d) program pelayanan bimbingan dan konseling perlu diadakan penilaian hasil layanan.
4. Prinsip-prinsip yang berkenaan dengan tujuan dan pelaksanaan pelayanan; (a) diarahkan untuk pengembangan individu yang akhirnya mampu secara mandiri membimbing diri sendiri; (b) pengambilan keputusan yang diambil oleh klien hendaknya atas kemauan diri sendiri; (c) permaslahan individu dilayani oleh tenaga ahli/profesional yang relevan dengan permasalahan individu; (d) perlu adanya kerja sama dengan personil sekolah dan orang tua dan bila perlu dengan pihak lain yang berkewenangan dengan permasalahanindividu; dan (e) proses pelayanan bimbingan dan konseling melibatkan individu yang telah memperoleh hasil pengukuran dan penilaian layanan.
 
Asas-Asas Bimbingan dan Konseling
Penyelenggaraan layanan dan kegiatan pendukung bimbingan dan konseling selain dimuati oleh fungsi dan didasarkan pada prinsip-prinsip tertentu, juga dituntut untuk memenuhi sejumlahasas bimbingan. Pemenuhan asas-asas bimbingan itu akan memperlancar pelaksanaan dan lebih menjamin keberhasilan layanan/kegiatan, sedangkan pengingkarannya akan dapat menghambat atau bahkan menggagalkan pelaksanaan, serta mengurangi atau mengaburkan hasil layanan/kegiatan bimbingan dan konseling itu sendiri.
Betapa pentingnya asas-asas bimbingan konseling ini sehingga dikatakan sebagai jiwa dan nafas dari seluruh kehidupan layanan bimbingan dan konseling. Apabilaasas-asas ini tidak dijalankan dengan baik, maka penyelenggaraan bimbingan dan konseling akan berjalan tersendat-sendat atau bahkan terhenti sama sekali.
Asas- asas bimbingan dan konseling tersebut adalah :
1. Asas Kerahasiaan (confidential); yaitu asas yang menuntut dirahasiakannya segenap data dan keterangan peserta didik (klien) yang menjadi sasaran layanan, yaitu data atau keterangan yang tidak boleh dan tidak layak diketahui orang lain. Dalam hal ini,guru pembimbing (konselor) berkewajiban memelihara dan menjaga semua data dan keterangan itu sehingga kerahasiaanya benar-benar terjamin,
2. Asas Kesukarelaan; yaitu asas yang menghendaki adanya kesukaan dan kerelaan peserta didik (klien) mengikuti/ menjalani layanan/kegiatan yang diperuntukkan baginya. Guru Pembimbing (konselor) berkewajiban membina dan mengembangkan kesukarelaan seperti itu.
3. Asas Keterbukaan; yaitu asas yang menghendaki agar peserta didik (klien) yang menjadi sasaran layanan/kegiatan bersikap terbuka dan tidak berpura-pura, baik dalam memberikan keterangan tentang dirinya sendiri maupun dalam menerima berbagai informasi dan materi dari luar yang berguna bagi pengembangan dirinya.Guru pembimbing (konselor) berkewajiban mengembangkan keterbukaan peserta didik (klien). Agar peserta didik (klien) mau terbuka, guru pembimbing (konselor) terlebih dahulu bersikap terbuka dan tidak berpura-pura. Asas keterbukaan ini bertalian erat dengan asas kerahasiaan dan dan kekarelaan.
4. Asas Kegiatan; yaitu asas yang menghendaki agar peserta didik (klien) yang menjadi sasaran layanan dapat berpartisipasi aktif di dalam penyelenggaraan/kegiatan bimbingan. Guru Pembimbing (konselor) perlu mendorong dan memotivasi peserta didik untuk dapat aktif dalam setiap layanan/kegiatan yang diberikan kepadanya.
5. Asas Kemandirian; yaitu asas yang menunjukkan pada tujuan umum bimbingan dan konseling; yaitu peserta didik (klien) sebagai sasaran layanan/kegiatan bimbingan dan konseling diharapkan menjadi individu-individu yang mandiri, dengan ciri-ciri mengenal diri sendiri dan lingkungannya, mampu mengambil keputusan, mengarahkan, serta mewujudkan diri sendiri.Guru Pembimbing (konselor) hendaknya mampu mengarahkan segenap layanan bimbingan dan konseling bagi berkembangnya kemandirian peserta didik.
6. Asas Kekinian; yaitu asas yang menghendaki agar obyek sasaran layanan bimbingan dan konseling yakni permasalahan yang dihadapi peserta didik/klien dalam kondisi sekarang. Kondisi masa lampau dan masa depan dilihat sebagai dampak dan memiliki keterkaitan dengan apa yang ada dan diperbuat peserta didik (klien) pada saat sekarang.
7. Asas Kedinamisan; yaitu asas yang menghendaki agar isi layanan terhadap sasaran layanan (peserta didik/klien) hendaknya selalu bergerak maju, tidak monoton, dan terus berkembang serta berkelanjutan sesuai dengan kebutuhan dan tahap perkembangannya dari waktu ke waktu.
8. Asas Keterpaduan; yaitu asas yang menghendaki agar berbagai layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling, baik yang dilakukan oleh guru pembimbing maupun pihak lain, saling menunjang, harmonis dan terpadukan. Dalam hal ini, kerja sama dan koordinasi dengan berbagai pihak yang terkait dengan bimbingan dan konseling menjadi amat penting dan harus dilaksanakan sebaik-baiknya.
9. Asas Kenormatifan; yaitu asas yang menghendaki agar segenap layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling didasarkan pada norma-norma, baik norma agama, hukum, peraturan, adat istiadat, ilmu pengetahuan, dan kebiasaan – kebiasaan yang berlaku. Bahkan lebih jauh lagi, melalui segenap layanan/kegiatan bimbingan dan konseling ini harus dapat meningkatkan kemampuan peserta didik (klien) dalam memahami, menghayati dan mengamalkan norma-norma tersebut.
10. Asas Keahlian; yaitu asas yang menghendaki agar layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling diselnggarakan atas dasar kaidah-kaidah profesional. Dalam hal ini, para pelaksana layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling lainnya hendaknya tenaga yang benar-benar ahli dalam bimbingan dan konseling. Profesionalitas guru pembimbing (konselor) harus terwujud baik dalam penyelenggaraaan jenis-jenis layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling dan dalam penegakan kode etik bimbingan dan konseling.
11. Asas Alih Tangan Kasus; yaitu asas yang menghendaki agar pihak-pihak yang tidak mampu menyelenggarakan layanan bimbingan dan konseling secara tepat dan tuntas atas suatu permasalahan peserta didik (klien) kiranya dapat mengalih-tangankan kepada pihak yang lebih ahli. Guru pembimbing (konselor)dapat menerima alih tangan kasus dari orang tua, guru-guru lain, atau ahli lain. Demikian pula, sebaliknya guru pembimbing (konselor), dapat mengalih-tangankan kasus kepada pihak yang lebih kompeten, baik yang berada di dalam lembaga sekolah maupun di luar sekolah.
12. Asas Tut Wuri Handayani; yaitu asas yang menghendaki agar pelayanan bimbingan dan konseling secara keseluruhan dapat menciptakan suasana mengayomi (memberikan rasa aman), mengembangkan keteladanan, dan memberikan rangsangan dan dorongan, serta kesempatan yang seluas-luasnya kepada peserta didik (klien) untuk maju.

Sumber : http://id.shvoong.com/social-sciences/counseling/2153691-fungsi-tujuan-dan-orientasi-bimbingan/
http://www.scribd.com/doc/4108141/Bimbingan-dan-Konseling

Minggu, 08 Mei 2011

Komentar Mengenai Perkuliahan Hari Ini

Pada perkuliahan pendididkan kali ini, ada sedikit yang berbeda sebelum memulai pelajaran. Kami diinstruksikan untuk bisa melakukan tiga gerakan yang disesuaikan dengan lagu yang telah disediakan. Adapun ketiga gerakan tersebut adalah maju satu langkah kemudian mundur lalu melangkah kekanan dan ditekuk, begitu seterusnya sampai lagu berhenti. Hal ini sering dilakukan pada siswa sisiwi sebelum memulai pelajaran, dimana bertujuan untuk memancing semangat siswa untuk belajar dipagi hari.
Metode seperti ini juga membantu kita untuk memancing kognitif kita agar bekerja secepat mungkin, walaupun gerakan yang diberikan cenderung mudah  tetapi tetap saja banyak yang melakukan kesalahan dan tidak menyesuaikan gerakan dengan musik yang dimainkan. Adapun musik yang dimainkan adalah lagu anak-anak yang berjudul abang becak. Lagu ini juga membuat memory kita untuk kembali kemasa lalu, dimana lagu ini juga sempat hits dimasanya.
Dalam dunia pendidikan banyak cara seorang guru atau dosen untuk membuat anak-anak bersemangat untuk belajar salah satunya dengan cara seperti ini, karena banyak faktor yang terjadi dipagi hari yang membuat murid tidak siap untuk belajar.
secara keseluruhan cara ini sangat menarik :)