Sabtu, 27 Oktober 2012

TUGAS MID SEMESTER


Anggota:
Qurratu Aini Risa (10-067)

Perspektif Kognitif : Pemrosesan Informasi
            Informasi yang tersimpan dari strategi pemrosesan informasi dari sistem kognitif kita berinteraksi dengan informasi indrawi yang diterima dari lingkungan, memperhatikan secara selektif atas informasi yang masuk, mengaitkannya dengan memori, dan secara aktif memberikan makna untuk informasi tersebut (Wittrock, 1990).
Asumsi dasar dari pemrosesan informasi adalah; memori manusia aktif terlibat dalam konstruksi pengetahuan, dan pengetahuan sebelumnya yang dimiliki pembelajar berperan penting dalam belajar. Memori manusia adalah sistem kompleks yang aktif mencari data indrawi, mengubah data menjadi informasi bermakna, dan menyimpan informasi itu dalam jangka panjang.
            Seperti yang sudah kita ketahui bahwa pemrosesan informasi dalam otak kita sangatlah tidak sederhana, melainkan beberapa proses yang dilewati tanpa kita sadari. Oleh karena itu kami menyarankan satu metode yang bisa diterapkan agar membantu mahasiswa dalam memudahkan mengingat mata kuliah serta materi yang dipelajari, mengingat psikologi menggunakan banyak text book disetiap mata kuliah. 
Strategi : Teknik mnemonic
           Metode ini digunakan untuk asosiasi arbitrer pada berbagai pelajaran yang berbeda-beda yang harus dipelajari. Metode ini berguna untuk menyampaikan makna dan struktur ketika istilah diorganisasikan secara  hierarki. Jadi metode ini berguna untuk memudahkan kita sebagai mahasiswa dalam mengingat materi dalam belajar, dan membantu menemukan info-info penting yang kita perlukan ketika sedang mencari sumber informasi baru.
            Ini merupakan salah satu metode pengajaran yang kami tawarkan untuk diterapkan dikelas. Mahasiswa akan diminta untuk membuat sebuah kartu yang terbuat dari karton atau kertas HVS berukuran 10x15 dimana akan dituliskan beberapa kode dan konsep dari masing-masing mata kuliah yang akan di pelajari. Di kartu itu juga akan dituliskan referensi buku dari materi tersebut. Penulisan materi di kartu tersebut bisa dalam bentuk teks atau singkatan-singkatan dari apa yang dihapalkan ketika sedang belajar.  

Berikut adalah tujuan dari metode pengajaran ini:
·         Memudahkan mahasiswa dalam mengingat pelajaran dengan bantuan menulis di kertas tersebut.
·         Memudahkan mahasiswa dalam mencari informasi mengenai suatu materi melalui sumber-sumber buku yang sudah dituliskan dalam kertas tersebut
·         Membantu mahasiswa dalam menghapal konsep dari setiap mata kuliah
·         Membantu mahasiswa ketika sedang menjalankan skripsi, dimana kertas ini bisa membantu dalam menemukan info mengenai referensi buku yang diperlukan.
·         Bisa juga membantu mempermudah ketika akan menjalani ujian semester, misalnya digunakan sebagai bacaan agar lebih mudah menghapal.
·         Serta membiasakan mahasiswa untuk selalu membuat konsep mengenai materi-materi yang akan dipelajari
Metode ini sangat cocok digunakan disetiap mata kuliah, dan bisa digunakan ditingkatan mana saja. Bahkan teknik ini sangat efektif bila diterapkan mulai dari anak SMP untuk membiasakan mereka membaca buku sebelum pelajaran dimulai dan membiasakan mereka dalam membuat konsep-konsep mengenai materi yang akan dipelajari.
Berikut adalah Isi dari kartu:
·         Menyimpulkan dengan kata-kata sendiri mengenai suatu konsep atau definisi
·         Membuat judul buku referensi dari kesimpulan yang telah kita buat serta tanggal kapan siswa membacanya
·         Mengaitkan materi dengan pengetahuan sebelumnya
·         Mengajari menemukan info penting dalam teks
·         Membuat singkatan-singkatan dari hapalan
Alat yang dipakai:
·         Kartu yang terbuat dari kertas karton yang kemudian dipotong-potong menjadi berukuran 10x15 cm
·         Dan di sebelah kanan atas di lubangi agar bisa di kaitkan dengan kertas lainnya
·         Tiap siswa diberikan 3 lembar kertas yang telah dipotong

Selasa, 23 Oktober 2012

Jurnal Psikologi Kognitif Mengenai Memori


Struktur dan Proses Memori

          Pada pembahasan jurnal yang akan saya bahas saat ini adalah mengenai jenis-jenis dari memori, yaitu memori jangka pendek (short term-memory) dan jangka panjang (long term memory). Pengelompokkan ini didasarkan pada asumsi bahwa pemrosesan informasi tersebut pertama kali dilakukan dalam system penyimpanan di memori jangka pendek. Nah, system penyimpanan jangka pendek ini tidak bekerja sendiri, namun berhubungan dengan “pengetahuan” yang tersimpan dalam sistem memori jangka panjang. Dan sebaliknya informasi dalam sistem jangka panjang juga selalu berhubungan dengan informasi terbaru yang masuk ke sistem memori jangka pendek, yang dapat mengubah atau memperkaya muatan memori jangka panjang.

          Struktur ingatan dapat dibedakan menjadi tiga sistem, yaitu (a) sistem ingatan sensorik (sensory memory), (b) sistem ingatan jangka pendek (short term memory), (c) sistem ingatan jangka panjang (long term memory). Sistem ingatan yang kita lalui tersebut dikenal sebagai model paradigma Atkinson dan Shiffrin yang telah disempurnakan oleh Tulving dan Madigan. Mereka berpendapat bahwa memori sensori mencatat informasi atau stimuli yang masuk melalui salah satu kombinasi dari panca indra, yaitu secara visual melalui mata, pendengaran melalui telinga, bau melalui hidung, dan rasa memalui lidah serta rabaan melalui kulit.

Berikut adalah proses yang kita lewati ketika menerima informasi dari lingkungan :


          Menurut Murdock (1974), mempelajari memori jangka pendek merupakan langkah awal dalam memahami memori jangka panjang. Namun sesungguhnya sistem ingatan manusia itu adalah sangat kompleks, sehingga memori jangka pendek dan jangka panjang hanyalah merupakan struktur aktual di otak. Model tersebut hanyalah merupakan konstruksi hipotesa yang membantu untuk menjelaskan betapa kompleksnya sistem ingatan tersebut (solso, 1995).

          Dalam jurnal ini juga dilampirkan sebuah eksperimen Peterson & Peterson; recall vs recall interval.

Lloyd Peterson dan Margaret Peterson mendemonstrasikan bahwa kemampuan kita untuk menyimpan informasi yang baru masuk dalam bank memori sementara adalah sangat terbatas dan rentan terhadap kelupaan apabila kita tidak sempat melakukan pengulangan kembali (rehearsal) atas informasi tersebut. Eksperimen ini sangat penting karena sebelum hal ini terungkap, pembedaan antara memori jangka pendek dan jangka panjang lebih didasarkan pada struktur neurologis.

          Disini mereka membacakan pada subjek suatu rangkaian tiga huruf tak bermakna dan selanjutnya subjek diminta untuk mengingatnya kembali dalam periode waktu (recall interval) yang bervariasi. Selama periode (recall interval) tersebut, yang diukur dari sejak informasi telah disampaikan sampai dengan saat menjawab/merespon, subjek diminta menghitung mundur dengan interval 3 dimulai dari tiga digit-angka acak yang segera diberikan setelah pembacaan rangkaian tiga-huruf tak bermakna selesai dilakukan.

          Bhinnety (1993) juga melakukan serangkaian penelitian eksperimental terhadap untuk mengkaji pengaruh berbagai intensitas kebisingan terhadap memori jangka pendek para siswa Sekolah Dasar di Yogyakarta. Sumber kebisingan yang digunakan adalah rekaman suara pesawat terbang yang sedang lepas-landas dan mendarat di Bandara Adisucipto, Yogyakarta dengan intensitas maksimum ang teramati disekitar lokasi bandara adalah 95dB. Alat tes yang digunakan dalam tes tersebut adalah modifikasi dari prosedur yang diusulkan oleh Peterseon & Peterseon yang melibatkan “rangkaian tiga huruf” tak bermakna. Modifikasi yang dilakukan adalah dalam penyampaian tugas dan cara menjawabnya. Pada tes yang asli, karena diperuntukkan pada kondisi normal, setiap tugas disampaikan secara verbal dan jawaban yang diberikan subjek juga secara verbal, sehingga pelaksanaan tes dilakukan secara individual. Pada situasi bising prosedur tersebut tidak dapat dilakukan, sehingga cara penyampaian tugas dimodifikasikan secara visual melalui tayangan lima detik, dan jawaban subjek dilakukan dengan cara menuliskannya pada lembar jawaban. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa : (a) intensitas kebisingan dibawah 70dB tidak mempengaruhi memori jangka pendek, sedangkan intensitas diatas 70 dB, yaitu 85 dB dan 90 dB, berpengaruh secara signifikan, dan (b) semakin tinggi intensitas kebisingan akan semakin menurun memori jangka pendek.

          Kesimpulan tersebut diperoleh dengan hanya melakukan satu jenis tes memori jangka pendek terhadap subjek “secara langsung” dengan metode tes usulan Peterson yang melibatkan nonsense syllables , yang pada prinsipnya termasuk tes memori tanpa petunjuk.

Kesimpulan: proses pengolahan informasi dalam memori kita bukanlah hal yang sederhana seperti yang kita fikirkan, kita sebagai manusia mampu mengingat kejadian dimasa lalu diakibatkan proses panjang yang dilakukan di dalam kognitif kita, begitu juga mengapa kita dengan mudah melupakan hal-hal yang menurut kita tdak begitu penting untuk diingat. Kemampuan untuk mengingat masa lalu dan menggunakan informasi tersebut untuk dimanfaatkan saat ini merupakan fungsi dari memori jangka panjang. Sistem memori jangka panjang memungkinkan kita untuk memahami dan mengenali tanpa henti dari pengalaman langsung. Hal-hal yang paling istimewa dari memori jangka panjang adalah kapasitasnya yang tidak terbatas dan durasinya yang seolah-olah tak pernah berakhir.

          Penelitian dalam PET (Possitron Emmissions Topography) menunjukkan bahwa daerah frontal otak berperan dalam pemrosesan informasi secara mendalam. Sebagaimana yang diketahui dari studi pasien yang menderita kerusakan otak bagian frontal tersebut, bahwa hippocampus, cortex, dan thalamus merupakan bagian yang esensial dari memori jangka panjang. Memori jangka panjang nampaknya tersimpan dan diproses dalam cerebral cortex.

Dari jurnal ini kita bisa mendapat banyak pengetahuan baru bahwa otak kita bekerja dengan sangat kompleks dan sulit untuk kita mengerti. Semua ingatan atau informasi yang bisa kita kenang dan ingat bukanlah hal biasa yang mudah dilakukan namun melewati banyak proses seperti yang sudah dijelaskan diatas, ada baiknya mulai sekarang kita bisa mengolah informasi yang masuk kedalam otak kita dengan baik dan benar agar kita mampu mengingat apa yang seharusnya diingat dan membuang hal yang tidak penting untuk diingat. Hal ini dilakukan agar kerja memori otak kita bisa efektif sehingga ketika kita ingi me-recall kembali informasi bisa kita lakukan dengan baik dan benar. Ini juga akan membantu kita dalam mengingat pelajaran, demi kemajuan diri sendiri.



Rabu, 10 Oktober 2012

Kesimpulan Kuliah Hari ini

-->
Kesimpulan dari hasil perkuliahan hari ini :)
10 Oktober 2012
Pada perkuliahan hari ini, kami diberikan tiga buah stimulus berupa, kertas HVS, sertifikat, dan dan sebuah kertas panjang seperti kartu ucapan. Dalam keadaan ini kami diharapkan untuk bisa merespon secara spontan barang yang diletakkan di atas meja belajar. Kereativitas yang tinggi sangat dibutuhkan disini, untuk mampu mengembangkan stimulus yang diberikan. Sama hal nya seperti yang sering terjadi dalam kehidupan kita sehari-hari, masalah selalu datang secara tiba-tiba dan tanpa kita bisa prediksi sehingga kita harus mampu menanggapi nya secerdas mungkin.
            Berikut beberapa stimulus yang saya ubah menjadi beberapa barang dan mainan:
·         Kertas HVS saya buat menjadi sebuah kapal kecil.
Pada awalnya banyak ide yang terlintas di pikiran saya untuk membuat apa, namun karena waktu yang diberikan tidak terlalu banyak sehingga mengharuskan saya untuk segera membuat sesuatu yang lebih awal terlintas dalam pikiran saya.






 

·         Kertas panjang yang mirip bentuk kartu ucapan saya buat menjadi sebuah papan iklan layanan masyarakat. Hal ini terinspirasi dari stimulus yang diberikan dalam tulisan yang tertera dalam sertifikat, yaitu sebuah acara seminar tentang penghematan listrik untuk keselamatan bumi selanjutnya. Dari situ saya terinspirasi untuk membuat papan iklan, untuk mengajak melakukan perubahan kecil demi kelangsungan hidup dimasa depan yang lebih baik, dimana saya juga mencantumkan kata-kata seperti, ‘hemat listrik’, ‘sayangi bumi’, ‘jaga bumi’, dan ‘biasakan mematikan listrik apabila tidak digunakan’. 



·         Sertifikat yang diberikan saya buat menjadi penghias meja berbentuk kipas, bisa juga dijadikan hiasan dinding. 

 


Dari beberapa barang yang saya hasilkan diatas merupakan hasil dari proses belajar, dimana saya harus bisa merespon stimulus yang diberikan dan menggunakan serta mengembang sesuatu yang baru dengan memanfaatkan barang-barang yang ada disekitar. Seperti hal nya teori belajar yang dikemukakan oleh B.F Skinner dimana seseorang merespon suatu stimulus yang diberikan adalah semata-mata untuk mendapatkan suatu penguatan yang positif (reinforcement positive) , teori skinner juga berada dibawah payung besar dari Behavioristik dimana seseorang melakukan sesuatu dan merespon sesuatu berdasarkan dari apa yang ada dilingkungannya, dan hal itulah yang disebut dengan proses belajar.
Saya menyimpulkan bahwa untuk bisa merespon stimulus yang diberikan dengan baik,diperlukan proses belajar yang baik dan benar. Karena tidak semua orang mampu merespons stimulus dengan cara seperti yang baik, dibutuhkan kreativitas yang tinggi dan semua itu bisa dilatih dengan membiasakan diri untuk berfikir luas sewaktu mendapatkan stimulus dan membiasakan diri untuk bisa memanfaatkan sesuatu yang ada dilingkungan sekitar. Hanya dengan cara itu kita bisa mengembangkan kognitif kita dengan baik :)
     

Selasa, 09 Oktober 2012

Teori B.F Skinner


Pengalaman Berdasarkan Teori B.F Skinner
Pengalaman :
Hal ini terjadi selama saya berada di bangku sekolah, bahkan masih bertahan sampai dengan sekarang. Menjadi anak terakhir di dalam keluarga bukanlah hal yang mudah, dikarenakan saya memiliki tiga saudara kandung yang sudah sukses sesuai bidangnya, itu berarti saya juga harus bisa menjadi sukses seperti mereka. Sejak berada di bangku SMP saya tidak terlalu mementingkan pelajaran di sekolah (perilaku malas), alhasil saya mendapat nilai yang pas-pas-an. Sejak saat itu setiap kali pembagian raport dan saya mendapatkan nilai pas-pas-an maka orang tua saya langsung memberikan peringatan keras (penguatan negatif) agar saya bisa sadar bahwa meskipun masih berada di bangku SMP saya harus terbiasa untuk bertanggung jawab pada apa yang saya kerjakan dan harus bisa mengerjakannya dengan baik dan benar. Begitu terus terjadi secara berulang-ulang, sampai akhirnya saya merasa kesal dan merasa sangat dikekang.  
Setelah itu, saya mencoba untuk memberikan perhatian sedikit demi sedikit kepada pelajaran di sekolah, hingga pada akhirnya saya mulai menunjukkan perubahan pada nilai-nilai saya yang mulai meningkat. Setelah melihat hal tersebut orang tua saya mulai memberikan perhatian yang lebih serta motivasi-motivasi (penguatan positif) yang sangat membuat saya merasa sangat dihargai dan saya merasa bahwa sebenarnya saya mampu. Setelah mengetahui bahwa ketika saya bisa berhasil dalam studi, saya akan mendapatkan kekuatan dari orang tua saya, mulai saat itulah saya berfikir untuk terus mencoba yang terbaik dalam hal belajar. Dan hal itu berlaku sampai dengan sekarang.
Pembahasan :
            B.F Skinner berorientasi pada hasil yang dapat diukur dan diamati, teori ini juga termasuk kedalam payung besar dari teori behavioristik. Pengulangan dan pelatihan dilakukan supaya perilaku yang diinginkan dapat menjadi kebiasaan. Suatu perilaku yang diinginkan akan mendapatkan suatu penguatan yang positif (reinforcement positive)atau reward. Dan perilaku yang tidak diinginkan akan mendapatkan penguatan yang negatif (reinforcement negative). Evaluasi atau penilaian didasarkan pada perilaku yang tampak.
            Dari penjelasan teori tersebut dapat disimpulkan bahwa perilaku yang saya ubah menjadi suatu perilaku baru dikarenakan dari penguatan yang saya dapatkan baik itu yang positif dan negatif. Hal itu tampak saat saya mendapatkan kesan yang negatif dari kedua orang tua saya ketika saya mendapatkan nilai yang buruk, dan ketika saya berubah menjadi lebih baik dalam hal belajar, penguatan tersebut berubah menjadi penguatan yang positif sesuai yang saya inginkan,. Dan saya belajar dari hal itu, bahwa ketika saya serius pada pelajaran dan mendapat nilai yang bagus maka saya akan mendapatkan penguatan yang positif dari kedua orang tua saya, sehingga hal tersebut menetap sampai dengan sekarang. Sama seperti apa yang dijelaskan pada teori Skinner, bahwa sesungguhnya suatu perilaku bisa kita bentuk melalui reinforcement dan suatu reward. Bahkan perilaku yang menetap sekalipun.

Senin, 08 Oktober 2012

Analisa Film "Kinky Boots"

Nadya Putri Delwis (10-024)
Melva Safira (10-036)
Qurratu Aini Risa (10-067)
Aprilia Windy S (10-088)


Film Kinky Boots ini menceritakan mengenai suatu pabrik sepatu yang sudah ada dari generasi ke generasi tiba-tiba harus dihadapi dengan kebangkrutan yang sudah di depan mata ketika pemiliki pabrik tersebut meninggal dunia. Pemilik pabrik ini memiliki seorang anak bernama Charlie yang tidak begitu memiliki keinginan untuk meneruskan usaha pabrik sepatu ayahnya tersebut, pada awalnya. Dikarenakan pabrik tersebut terus mengalami kemunduran, Charlie terpaksa memecat 15 karyawannya. Pengalaman tersebut sangatlah membuat dia menjadi merasa tidak enak dan tidak nyaman. Namun saat proses pemecatan, ada seorang karyawan perempuan berkata untuk mencari pasaran tertentu dan mengubah sepatu yang mereka produksi selama ini. Charlie waktu itu tidak terlalu mengindahkannya. Namun suatu kejadian membawa dia ke dunia waria yang glamour. Dia bertemu dengan Lola, sang ratu banci. Tentu saja Lola memakai gaun, make up dan pastinya stiletto yang biasa dipakai wanita. Charlie kemudian mendapatkan inspirasi untuk membuat sepatu untuk para waria, karena sepatu untuk wanita tentu saja tidak cocok untuk menopang berat badan pria, sehingga cepat rusak. 
Pada akhirnya dia bekerja sama dengan Lola dan karyawan lainnya untuk membuat sepatu khusus waria yang bisa menopang berat badan seorang pria dengan menggunakan bahan besi sebagai hak dari sepatu yang mereka buat. Namun tetap di desain menjadi hak yang tipis dan tinggi. Berbagai tantangan dan proses yang melelahkan fisik dan mental terjadi untuk menghasilkan sepatu yang sesuai. Semua yang dilakukan oleh Charlie ini karena dia ingin menyelamatkan pabrik sepatu tersebut dan khususnya karena dia tidak menyukai untuk memecat karyawan. Sehingga dia rela untuk bekerja keras agar bisa menyelamatkan pabrik tersebut.

Analisis:
Charlie pada awalnya tidak bisa melihat pemecahan masalah atau solusi yang harus dia kerjakan untuk dapat menyelematkan pabrik sepatu keluarganya. Hingga satu karyawan yang berkata pedas mengatakan bahwa pabrik tersebut hendaknya memproduksi sepatu untuk pasaran tertentu. Dan tanpa sengaja bertemu Lola sang waria. Dan memutuskan untuk membuat sepatu untuk kaum mereka.
Di dalam teori Gestalt terdapat asumsi dasar perspektif Gestalt yang mengatakan bahwa "Individu memahami aspek dari lingkungan sebagai organisasi stimuli dan merespon berdasarkan persepsi”. Jadi menurut teori Gestalt, belajar berkaitan dengan persepsi kita terhadap sesuatu. Ketika Charlie melihat Lola kesulitan memakai sepatunya(stimuli), Charlie berpersepsi bahwa sepatu yang dipakai oleh Lola tidak cocok untuk kaki laki-laki seperti Lola. Dan tidak kuat  untuk menahan berat badan Lola karena sepatu yang dipakainya memang dirancang untuk wanita, bukan pria yang berbobot besar dan berotot seperti Lola. 

Kemudian sesuai dengan teori stimulus respon yang dikemukakan Thorndike, suatu stimulus, respon dan situasi bisa saling kuat koneksinya jika berada pada saat yang tepat. Ketika Charlie melihat masalah pada sepatu yang dipakai Lola, dia kemudian mendapatkan inspirasi untuk membuat sepatu yang cocok digunakan Lola dan kaum waria lainnya, itulah respon yang dia berikan dan semakin diperkuat oleh situasi pabrik ayahnya yang mengalami kebangkrutan, maka semakin kuatlah respon yang ditimbulkannya tersebut.

Selasa, 02 Oktober 2012

Teori-Teori Awal Belajar

Anggota Kelompok:

Behaviorisme, pengkondisian klasik, koneksionisme dan teori Gestalt, itu semua merupakan teori-teori yang termasuk teori belajar awal. Teori terseut merupakan kontribusi dari keinginan para ahli untuk menjadikan ilmu psikologi menjdi sebuah ilmu yang bisa disetarakan degan ilmu sains yang sudah ada.
1.      Pengkondisian klasik dari Ivan Pavlov
Pavlov melakukan eksperimen pertama di laboratoriumnya, yang mengamati respon yang tidak dikondisikan pada anjing terhadap stimulus makanan. Yang menghasilkan sebuah kesimpulan suatu reaksi dapat dikondisikan dengan memasangkannya dengan stimulus lain yang diinginkan. Dengan pemasangan berulang-ulang kali, maka respon yang diinginkan dapat timbul. Namun, setelah berulang kali tanpa adanya pemasangan stimulus 1 dan 2, maka dapat terjadi extinction atau pelenyapan respon. Hasil tersebut merupakan penemuan yang penting untuk teori belajar.

2.      Behaviorisme dari Watson
Watson percaya bahwa suatu respon itu melibatkan tiga reaksi dasar yaitu cinta, marah dan takut terhadap situasi yang berbeda-beda. Situasi sangat penting dalam pemilihan pemunculan respon pada individu. Oleh karena itu, di dalam ruangan kelas haruslah dibuat senyaman mungkin untuk dapat mencapai kemaksimalan ketika belajar.

3.      Koneksionisme dari Edward Thorndike
Dalam penciptaan suatu reaksi, koneksi antara stimulus dan respon yang tepat serta situasi pada saat itu sangat berperan penting. Hukum efek yang dapat menjelaskan proses tersebut yaitu (a) Jika suatu stimulus dan respon yang tepat berada pada situasi yang menyenangkan atau mendukung maka akan memperkuat koneksi antara stimulus dan respon tersebut (b) Latihan akan dapat meningkatkan peluang respons yang benar jika dalam keadaan yang menyenangkan (c) pelaksanaan tindakan dalam merespons impuls yang kuat adalah memuaskan dan memaksakannya adalah menjengkelkan.

4.      Teori Gestalt
Persepi seorang individu terhadap lingkungan geografisnya merupakan focus penting teori ini. Asumsi dasarnya, prilaku yang harus dipelajari itu adalah prilaku molar bukan molecular. Wawasan merupakan kontribusi penting dari teori Gestalt. Wawasan itu berupa organisasi yang berisi langkah-langkah dan alat-alat yang dapat membantu pemecahan masalah.
Dapat kita lihat, bahwa perkembangan teori untuk belajar ini semakin dalam dan kompleks pemahamannya. 

      Perbandingan antara Behaviorisme dan Teori Gestalt
Berdasarkan aplikasi pendidikan, psikologi behaviorisme mendefenisikan belajar sebagai perubahan perilaku dan mengindentifikasi stimulus dan respon spesifik sebagai fokus riset, sedangkan Gestalt berpendapat bahwa seseorang yang merespon stimulus yang terorganisasi dan persepsi perorangan merupakan faktor penting untuk memecahkan masalah. Dalam asumsi dasar, behaviorisme memandang perilaku harus dapat diamati, serta belajar merupakan perubahan serta hubungan antara stimulus dgn respon harus dipelajari sedangkan pada pskilogi Gestalt memiliki asumsi bahwa individu bereaksi pada sebuah kesatuan. Kesatuan tersebut memiliki properti baru yang berbeda dari apa yang ada pada elemen tersebut.