Pengalaman :
Hal ini terjadi sejak saya mulai memasuki dunia
perkuliahan dan menjadi anak kos. hal umum yang terjadi pada kebanyakan anak
kos adalah pola makan yang kurang teratur. Tinggal di salah satu perumahan
di lingkungan kampus, tentu identik dengan banyaknya pedagang yang berkeliaran
pada malam hari, sehingga membuat anak kos seperti saya mudah mendapatkan
jajanan pada malam hari. Sate juga merupakan salah satu makanan paling populer
pada malam hari.
Pada
awalnya ketika melihat sate saya menjadi lapar. keesokan harinya ketika tukang
sate membunyiksn ketukan beberapa kali sebagai tanda bahwa sate sedang lewat
saya langsung merasa lapar dan kemudian berlari keluar untuk membelinya. hal
tersebut terus terjadi secara berulang-ulang sehingga menjadi hal yang biasa
bagi saya. Alhasil ketika saya mendengar suara ketukan yang dibunyikan oleh
para pedagang jalanan saya langsung merasa lapar tanpa harus melihat sate nya terlebih
dahulu.
Pembahasan dengan teori :
Mengapa
harus menggunakan teori nelajar Pavlov ?
Karena, teori belajar yang dikemukakan
oleh Pavlov berfokus pada pada sifat refleks dan menyatakan dimana ada stimulus
maka pasti aka nada respon yang dihasilkan. dan ia percaya bahwa suatu perilaku
yang diinginkan itu sebenarnya bisa dibentuk sesuai dengan harapan.
Begitu pula dengan kasus yang saya alami
diatas, mendengarkan suara ketukan yang dibunyikan oleh para pedagang jalanan
akan membuat saya merasa lapar karena suatu proses pembelajaran yang membuat
saya membentuk suatu perilaku baru.
Berikut siklus pembentukannya :
a) Sate
---> Lapar
(UCS) (UCR)
b) Sate
+ ketukan ---> Lapar
(UCS) (N) (UCR)
c) Ketukan
---> Lapar
(CS) (CR)
Pada kondisi yang saya alami diatas,
semuanya terbentuk melalui tiga tahap :
1. Tahap
alamiah dimana ketika melihat sate saya menjadi lapar
2. Ketika
diberikan stimulus yang dipasangkan pada suatu hal yang sebenarnya tidak
berkaitan (ketukan) secara terus menerus.
3. Tahap
pengkondisian, ketika hanya suara ketukan yang terdengar saya akan terus
merasakan lapar.
Keterangan : suara ketukan (CS =
conditioned stimulus) , rasa lapar (CR = conditioned respon).
Pauli
merumuskan bahwa, suatu proses pengkondisian melatih kita untuk menimbulkan refleks
dimana kita merespon stimulus baru yang sudah dilakukan berulang kali antara stimulus
tersebut dan stimulus secara ilmiah, sehingga menghasilkan refleks serta
kondisi yang diharapkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar