Jumat, 14 September 2012

Pengalaman yang Berkaitan dengan Teori Belajar (Ivan Pavlov)


Pengalaman :
Hal ini  terjadi sejak saya mulai memasuki dunia perkuliahan dan menjadi anak kos. hal umum yang terjadi pada kebanyakan anak kos adalah pola makan yang kurang teratur. Tinggal di salah satu perumahan di lingkungan kampus, tentu identik dengan banyaknya pedagang yang berkeliaran pada malam hari, sehingga membuat anak kos seperti saya mudah mendapatkan jajanan pada malam hari. Sate juga merupakan salah satu makanan paling populer pada malam hari.
            Pada awalnya ketika melihat sate saya menjadi lapar. keesokan harinya ketika tukang sate membunyiksn ketukan beberapa kali sebagai tanda bahwa sate sedang lewat saya langsung merasa lapar dan kemudian berlari keluar untuk membelinya. hal tersebut terus terjadi secara berulang-ulang sehingga menjadi hal yang biasa bagi saya. Alhasil ketika saya mendengar suara ketukan yang dibunyikan oleh para pedagang jalanan saya langsung merasa lapar tanpa harus melihat sate nya terlebih dahulu.
Pembahasan dengan teori :
            Mengapa harus menggunakan teori nelajar Pavlov ?
Karena, teori belajar yang dikemukakan oleh Pavlov berfokus pada pada sifat refleks dan menyatakan dimana ada stimulus maka pasti aka nada respon yang dihasilkan. dan ia percaya bahwa suatu perilaku yang diinginkan itu sebenarnya bisa dibentuk sesuai dengan harapan.
Begitu pula dengan kasus yang saya alami diatas, mendengarkan suara ketukan yang dibunyikan oleh para pedagang jalanan akan membuat saya merasa lapar karena suatu proses pembelajaran yang membuat saya membentuk suatu perilaku baru.


Berikut siklus pembentukannya :
       a)      Sate                 --->               Lapar
     (UCS)                                      (UCR)
       b)      Sate     +          ketukan                --->                 Lapar
       (UCS)                 (N)                                           (UCR)
       c)      Ketukan          --->                   Lapar
        (CS)                                         (CR)
Pada kondisi yang saya alami diatas, semuanya terbentuk melalui tiga tahap :
     1.      Tahap alamiah dimana ketika melihat sate saya menjadi lapar
    2.  Ketika diberikan stimulus yang dipasangkan pada suatu hal yang sebenarnya tidak berkaitan (ketukan) secara terus menerus.
      3.    Tahap pengkondisian, ketika hanya suara ketukan yang terdengar saya akan terus merasakan lapar.
Keterangan : suara ketukan (CS = conditioned stimulus) , rasa lapar (CR = conditioned respon).
            Pauli merumuskan bahwa, suatu proses pengkondisian melatih kita untuk menimbulkan refleks dimana kita merespon stimulus baru yang sudah dilakukan berulang kali antara stimulus tersebut dan stimulus secara ilmiah, sehingga menghasilkan refleks serta kondisi yang diharapkan.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar