Selasa, 23 Oktober 2012

Jurnal Psikologi Kognitif Mengenai Memori


Struktur dan Proses Memori

          Pada pembahasan jurnal yang akan saya bahas saat ini adalah mengenai jenis-jenis dari memori, yaitu memori jangka pendek (short term-memory) dan jangka panjang (long term memory). Pengelompokkan ini didasarkan pada asumsi bahwa pemrosesan informasi tersebut pertama kali dilakukan dalam system penyimpanan di memori jangka pendek. Nah, system penyimpanan jangka pendek ini tidak bekerja sendiri, namun berhubungan dengan “pengetahuan” yang tersimpan dalam sistem memori jangka panjang. Dan sebaliknya informasi dalam sistem jangka panjang juga selalu berhubungan dengan informasi terbaru yang masuk ke sistem memori jangka pendek, yang dapat mengubah atau memperkaya muatan memori jangka panjang.

          Struktur ingatan dapat dibedakan menjadi tiga sistem, yaitu (a) sistem ingatan sensorik (sensory memory), (b) sistem ingatan jangka pendek (short term memory), (c) sistem ingatan jangka panjang (long term memory). Sistem ingatan yang kita lalui tersebut dikenal sebagai model paradigma Atkinson dan Shiffrin yang telah disempurnakan oleh Tulving dan Madigan. Mereka berpendapat bahwa memori sensori mencatat informasi atau stimuli yang masuk melalui salah satu kombinasi dari panca indra, yaitu secara visual melalui mata, pendengaran melalui telinga, bau melalui hidung, dan rasa memalui lidah serta rabaan melalui kulit.

Berikut adalah proses yang kita lewati ketika menerima informasi dari lingkungan :


          Menurut Murdock (1974), mempelajari memori jangka pendek merupakan langkah awal dalam memahami memori jangka panjang. Namun sesungguhnya sistem ingatan manusia itu adalah sangat kompleks, sehingga memori jangka pendek dan jangka panjang hanyalah merupakan struktur aktual di otak. Model tersebut hanyalah merupakan konstruksi hipotesa yang membantu untuk menjelaskan betapa kompleksnya sistem ingatan tersebut (solso, 1995).

          Dalam jurnal ini juga dilampirkan sebuah eksperimen Peterson & Peterson; recall vs recall interval.

Lloyd Peterson dan Margaret Peterson mendemonstrasikan bahwa kemampuan kita untuk menyimpan informasi yang baru masuk dalam bank memori sementara adalah sangat terbatas dan rentan terhadap kelupaan apabila kita tidak sempat melakukan pengulangan kembali (rehearsal) atas informasi tersebut. Eksperimen ini sangat penting karena sebelum hal ini terungkap, pembedaan antara memori jangka pendek dan jangka panjang lebih didasarkan pada struktur neurologis.

          Disini mereka membacakan pada subjek suatu rangkaian tiga huruf tak bermakna dan selanjutnya subjek diminta untuk mengingatnya kembali dalam periode waktu (recall interval) yang bervariasi. Selama periode (recall interval) tersebut, yang diukur dari sejak informasi telah disampaikan sampai dengan saat menjawab/merespon, subjek diminta menghitung mundur dengan interval 3 dimulai dari tiga digit-angka acak yang segera diberikan setelah pembacaan rangkaian tiga-huruf tak bermakna selesai dilakukan.

          Bhinnety (1993) juga melakukan serangkaian penelitian eksperimental terhadap untuk mengkaji pengaruh berbagai intensitas kebisingan terhadap memori jangka pendek para siswa Sekolah Dasar di Yogyakarta. Sumber kebisingan yang digunakan adalah rekaman suara pesawat terbang yang sedang lepas-landas dan mendarat di Bandara Adisucipto, Yogyakarta dengan intensitas maksimum ang teramati disekitar lokasi bandara adalah 95dB. Alat tes yang digunakan dalam tes tersebut adalah modifikasi dari prosedur yang diusulkan oleh Peterseon & Peterseon yang melibatkan “rangkaian tiga huruf” tak bermakna. Modifikasi yang dilakukan adalah dalam penyampaian tugas dan cara menjawabnya. Pada tes yang asli, karena diperuntukkan pada kondisi normal, setiap tugas disampaikan secara verbal dan jawaban yang diberikan subjek juga secara verbal, sehingga pelaksanaan tes dilakukan secara individual. Pada situasi bising prosedur tersebut tidak dapat dilakukan, sehingga cara penyampaian tugas dimodifikasikan secara visual melalui tayangan lima detik, dan jawaban subjek dilakukan dengan cara menuliskannya pada lembar jawaban. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa : (a) intensitas kebisingan dibawah 70dB tidak mempengaruhi memori jangka pendek, sedangkan intensitas diatas 70 dB, yaitu 85 dB dan 90 dB, berpengaruh secara signifikan, dan (b) semakin tinggi intensitas kebisingan akan semakin menurun memori jangka pendek.

          Kesimpulan tersebut diperoleh dengan hanya melakukan satu jenis tes memori jangka pendek terhadap subjek “secara langsung” dengan metode tes usulan Peterson yang melibatkan nonsense syllables , yang pada prinsipnya termasuk tes memori tanpa petunjuk.

Kesimpulan: proses pengolahan informasi dalam memori kita bukanlah hal yang sederhana seperti yang kita fikirkan, kita sebagai manusia mampu mengingat kejadian dimasa lalu diakibatkan proses panjang yang dilakukan di dalam kognitif kita, begitu juga mengapa kita dengan mudah melupakan hal-hal yang menurut kita tdak begitu penting untuk diingat. Kemampuan untuk mengingat masa lalu dan menggunakan informasi tersebut untuk dimanfaatkan saat ini merupakan fungsi dari memori jangka panjang. Sistem memori jangka panjang memungkinkan kita untuk memahami dan mengenali tanpa henti dari pengalaman langsung. Hal-hal yang paling istimewa dari memori jangka panjang adalah kapasitasnya yang tidak terbatas dan durasinya yang seolah-olah tak pernah berakhir.

          Penelitian dalam PET (Possitron Emmissions Topography) menunjukkan bahwa daerah frontal otak berperan dalam pemrosesan informasi secara mendalam. Sebagaimana yang diketahui dari studi pasien yang menderita kerusakan otak bagian frontal tersebut, bahwa hippocampus, cortex, dan thalamus merupakan bagian yang esensial dari memori jangka panjang. Memori jangka panjang nampaknya tersimpan dan diproses dalam cerebral cortex.

Dari jurnal ini kita bisa mendapat banyak pengetahuan baru bahwa otak kita bekerja dengan sangat kompleks dan sulit untuk kita mengerti. Semua ingatan atau informasi yang bisa kita kenang dan ingat bukanlah hal biasa yang mudah dilakukan namun melewati banyak proses seperti yang sudah dijelaskan diatas, ada baiknya mulai sekarang kita bisa mengolah informasi yang masuk kedalam otak kita dengan baik dan benar agar kita mampu mengingat apa yang seharusnya diingat dan membuang hal yang tidak penting untuk diingat. Hal ini dilakukan agar kerja memori otak kita bisa efektif sehingga ketika kita ingi me-recall kembali informasi bisa kita lakukan dengan baik dan benar. Ini juga akan membantu kita dalam mengingat pelajaran, demi kemajuan diri sendiri.



1 komentar: