Struktur
dan Proses Memori
Pada pembahasan jurnal yang akan saya
bahas saat ini adalah mengenai jenis-jenis dari memori, yaitu memori jangka
pendek (short term-memory) dan jangka
panjang (long term memory). Pengelompokkan
ini didasarkan pada asumsi bahwa pemrosesan informasi tersebut pertama kali
dilakukan dalam system penyimpanan di memori jangka pendek. Nah, system
penyimpanan jangka pendek ini tidak bekerja sendiri, namun berhubungan dengan
“pengetahuan” yang tersimpan dalam sistem memori jangka panjang. Dan sebaliknya
informasi dalam sistem jangka panjang juga selalu berhubungan dengan informasi
terbaru yang masuk ke sistem memori jangka pendek, yang dapat mengubah atau
memperkaya muatan memori jangka panjang.
Struktur
ingatan dapat dibedakan menjadi tiga sistem, yaitu (a) sistem ingatan sensorik (sensory
memory), (b) sistem ingatan jangka
pendek (short term memory), (c) sistem ingatan jangka panjang (long term memory). Sistem ingatan yang
kita lalui tersebut dikenal sebagai model paradigma Atkinson dan Shiffrin yang
telah disempurnakan oleh Tulving dan Madigan. Mereka berpendapat bahwa memori
sensori mencatat informasi atau stimuli yang masuk melalui salah satu kombinasi
dari panca indra, yaitu secara visual melalui mata, pendengaran melalui
telinga, bau melalui hidung, dan rasa memalui lidah serta rabaan melalui kulit.
Berikut adalah proses yang kita
lewati ketika menerima informasi dari lingkungan :
Menurut
Murdock (1974), mempelajari memori jangka pendek merupakan langkah awal dalam
memahami memori jangka panjang. Namun sesungguhnya sistem ingatan manusia itu
adalah sangat kompleks, sehingga memori jangka pendek dan jangka panjang
hanyalah merupakan struktur aktual di otak. Model tersebut hanyalah merupakan
konstruksi hipotesa yang membantu untuk menjelaskan betapa kompleksnya sistem
ingatan tersebut (solso, 1995).
Dalam
jurnal ini juga dilampirkan sebuah eksperimen Peterson & Peterson; recall
vs recall interval.
Lloyd Peterson dan Margaret
Peterson mendemonstrasikan bahwa kemampuan kita untuk menyimpan informasi yang
baru masuk dalam bank memori sementara adalah sangat terbatas dan rentan
terhadap kelupaan apabila kita tidak sempat melakukan pengulangan kembali
(rehearsal) atas informasi tersebut. Eksperimen ini sangat penting karena
sebelum hal ini terungkap, pembedaan antara memori jangka pendek dan jangka
panjang lebih didasarkan pada struktur neurologis.
Disini
mereka membacakan pada subjek suatu rangkaian tiga huruf tak bermakna dan
selanjutnya subjek diminta untuk mengingatnya kembali dalam periode waktu
(recall interval) yang bervariasi. Selama periode (recall interval) tersebut,
yang diukur dari sejak informasi telah disampaikan sampai dengan saat
menjawab/merespon, subjek diminta menghitung mundur dengan interval 3 dimulai
dari tiga digit-angka acak yang segera diberikan setelah pembacaan rangkaian
tiga-huruf tak bermakna selesai dilakukan.
Bhinnety
(1993) juga melakukan serangkaian penelitian eksperimental terhadap untuk
mengkaji pengaruh berbagai intensitas kebisingan terhadap memori jangka pendek
para siswa Sekolah Dasar di Yogyakarta. Sumber kebisingan yang digunakan adalah
rekaman suara pesawat terbang yang sedang lepas-landas dan mendarat di Bandara
Adisucipto, Yogyakarta dengan intensitas maksimum ang teramati disekitar lokasi
bandara adalah 95dB. Alat tes yang digunakan dalam tes tersebut adalah
modifikasi dari prosedur yang diusulkan oleh Peterseon & Peterseon yang
melibatkan “rangkaian tiga huruf” tak bermakna. Modifikasi yang dilakukan
adalah dalam penyampaian tugas dan cara menjawabnya. Pada tes yang asli, karena
diperuntukkan pada kondisi normal, setiap tugas disampaikan secara verbal dan
jawaban yang diberikan subjek juga secara verbal, sehingga pelaksanaan tes
dilakukan secara individual. Pada situasi bising prosedur tersebut tidak dapat
dilakukan, sehingga cara penyampaian tugas dimodifikasikan secara visual
melalui tayangan lima detik, dan jawaban subjek dilakukan dengan cara
menuliskannya pada lembar jawaban. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa : (a)
intensitas kebisingan dibawah 70dB tidak mempengaruhi memori jangka pendek,
sedangkan intensitas diatas 70 dB, yaitu 85 dB dan 90 dB, berpengaruh secara
signifikan, dan (b) semakin tinggi intensitas kebisingan akan semakin menurun
memori jangka pendek.
Kesimpulan
tersebut diperoleh dengan hanya melakukan satu jenis tes memori jangka pendek
terhadap subjek “secara langsung” dengan metode tes usulan Peterson yang
melibatkan nonsense syllables , yang
pada prinsipnya termasuk tes memori tanpa petunjuk.
Kesimpulan: proses
pengolahan informasi dalam memori kita bukanlah hal yang sederhana seperti yang
kita fikirkan, kita sebagai manusia mampu mengingat kejadian dimasa lalu
diakibatkan proses panjang yang dilakukan di dalam kognitif kita, begitu juga
mengapa kita dengan mudah melupakan hal-hal yang menurut kita tdak begitu
penting untuk diingat. Kemampuan untuk mengingat masa lalu dan menggunakan
informasi tersebut untuk dimanfaatkan saat ini merupakan fungsi dari memori
jangka panjang. Sistem memori jangka panjang memungkinkan kita untuk memahami
dan mengenali tanpa henti dari pengalaman langsung. Hal-hal yang paling
istimewa dari memori jangka panjang adalah kapasitasnya yang tidak terbatas dan
durasinya yang seolah-olah tak pernah berakhir.
Penelitian
dalam PET (Possitron Emmissions Topography) menunjukkan bahwa daerah frontal
otak berperan dalam pemrosesan informasi secara mendalam. Sebagaimana yang
diketahui dari studi pasien yang menderita kerusakan otak bagian frontal
tersebut, bahwa hippocampus, cortex, dan thalamus merupakan bagian yang
esensial dari memori jangka panjang. Memori jangka panjang nampaknya tersimpan
dan diproses dalam cerebral cortex.
Dari jurnal ini kita bisa
mendapat banyak pengetahuan baru bahwa otak kita bekerja dengan sangat kompleks
dan sulit untuk kita mengerti. Semua ingatan atau informasi yang bisa kita
kenang dan ingat bukanlah hal biasa yang mudah dilakukan namun melewati banyak
proses seperti yang sudah dijelaskan diatas, ada baiknya mulai sekarang kita
bisa mengolah informasi yang masuk kedalam otak kita dengan baik dan benar agar
kita mampu mengingat apa yang seharusnya diingat dan membuang hal yang tidak
penting untuk diingat. Hal ini dilakukan agar kerja memori otak kita bisa
efektif sehingga ketika kita ingi me-recall kembali informasi bisa kita lakukan
dengan baik dan benar. Ini juga akan membantu kita dalam mengingat pelajaran,
demi kemajuan diri sendiri.
makasi ya sist :D
BalasHapussemoga bermanfaat ;;)